MODDIFIKASI PADA GUGUS AMINE DAN IMINE

A. Amine
     Amina merupakan senyawa organik dan gugus fungsional yang isinya terdiri dari senyawa nitrogen atom dengan pasangan sendiri Amina adalah turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen pada nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril. Karena itu amina memiliki sifat mirip dengan ammonia seperti alkohol dan eter terhadap air. Rumus umum untuk senyawa amina adalah Cn H2n+3 N
Amina adalah basa lemah yang dapat mengikat proton (H+) membentuk garam amonium. Misalnya, trimetilamina bereaksi dengan asam membentuk kation trimetilamonium.

(CH3)3N + H+ → (CH3)3NH+

Garam dari trimetilamonium lebih larut dalam air daripada amina yang sederajat. Reaksinya dapat digunakan untuk melarutkan amina lain dalam larutan air. Garam amonium dari senyawa amina berperan penting dalam obat-obatan yang tergolong daftar G (psikotropika). Misalnya, kokain dipasarkan berupa garam hidroklorida berbentuk kristal padat berwarna putih. Obat batuk dextromethorphan hidrobromine dibuat dalam bentuk garam amonium bromida.
Dextromethorphan hidrobromine Pseudofedrin hidroklorida (Decongestant)
Pada panel counter farmasi biasanya disediakan sampel garam amonium dari amina yang digunakan untuk meyakinkan bahwa obatobatan tersebut larut dalam air.


    Beberapa sistem penamaan senyawa amina telah digunakan tentunya termasuk sistem I.U.P.A.C. Namun penamaan ini tidak terlalu umum digunakan untuk senyawa-senyawa amina.  Teknik penamaan yang paling umum digunakan dikenal dengan penamaan cara Chemical Abstracts atau sistem  CA. Sistim ini telah disetujui untuk digunakan dalam sistem I.U.P.A.C. karena lebihlogik dan mudah digunakan. In the CA system the final -e of the name of the parent compound is dropped, and the suffix -amine is added. Contoh,


Untuk amina sekunder dan tersier awalan  N-alkil ditambahkan pada nama krangka utama


Pada sistem I.U.P.A.C., rantai utama adalah rantai karbon terpanjang yang mengikat gugus amino. Nama rantai utama alkana digunakan sebagai akhiran dan ditempatkan setelah kata amino dan penomeran disesuaikan pada posisi amino. Contoh:

As with the Chemical Abstracts System, if a substituent is present on the nitrogen, it

is designated by the prefix N.



Beberapa senyawa amina aromatik memiliki nama khusus dan juga digunakan dalam sistem I.U.P.A.C. contoh, amina dari benzena diberi nama aniline. Pada sistem CA, aniline diberi namabenzenamine.



Jika ada gugus tambahan yang berikatan dengan nitrogen dari  the nitrogen of an aromatic amine, they are indicated with the letter N- followed by the name of the group.

Nama trivial untuk sebagian besar amina adalah dengan menyebutkan gugus-gugus alkil/aril yang terikat pada atom N dengan ketentuan bahwa urutan penulisannya harus memperhatikan urutan abjad huruf terdepan dalam nama gugus alkil/aril kemudian ditambahkan kata amina di belakang nama gugus-gugus tersebut.
Contoh: CH3 │ CH3——NH2 —— CH — C — NH2 │ CH3
              Metilamina tersier-butilamina

 Alkilamina berbobot molekul rendah adalah gas atau cair pada suhu kamar. Di- dan trietilamin serta amina primer yang memiliki tiga sampai sepuluh atom karbon adalah cairan, amina yang lebih kecil jumlah atom karbonnya adalah gas.
Amina dengan jumlah atom karbon dibawah enam biasanya larut dalam air akibat adanya interaksi ikatan hidrogen. Meskipun nitrogen tidak seelektronegatif oksigen namun mampu mempolarisasi ikatan N-H sehingga terbentuk gaya dipol-dipol yang kuat antara molekulnya. Amine tersier tidak memiliki atom hidrogen karena itu tidak terjadi ikatan hidrogen antara air dengannya atau dengan amin tersier lainnya.konsekuensinya titik didihnya lebih rendah disbanding amina primer atau sekunder.
Salah satu sifat yang paling dikenal dari amina berbobot molekul rendah adalah aromanya yang tidak menyenangkan. Amine volatile ini menguap secara cepat dan terciup seperti campuran ammonia dan ikan busuk. Kebanyakan bahan yang membusuk terutama organ yang mengandung protein tinggi menghasilkan amina. Bagian dari aroma tumbuhan yang mati, rumah penyimpanan daging, dan bagian pengolahan limbah semuanya adalah amina (Stoker, 1991).
Titik lebur, titik didih dan densitas dari beberapa senyawa amina sederhana meningkat bersama dengan bertambahnya berat molekul sebagai konsekuensi dari interaksi intermolekular yang lebih besar. Sama seperti alkohol, senyawa amina yang lebih sederhana menunjukkan pengaruh ikatan hydrogen. Nitrogen kurang elektonegatif dibandingkan dengan oksigen, ikatan hydrogen pada N – H … N kurang kuat dibanding dengan ikatan O – H …. O. Oleh karena itu,amina primer memiliki titik didih yang berbeda antara senyawa alkana dan alkohol berdasarkan berat molekul, sama seperti ammoniak, dengan b.p. – 30 oC, yang merupakan intermediet antara methane, dengan b.p. – 161 oC, dan air , dengan b.p. 100 Oc

1. Sifat-Sifat Amina 
Amina primer dengan berat molekul rendah berupa gas atau cairan yang mudah menguap. Pada umumnya mempunyai bau seperti amonia. Amina sekunder dan tersier berbau seperti ikan (amis), tetapi penguapannya lebih rendah daripada amina primer.

Fenilamina murni berupa minyak tak berwarna, tetapi akibat oksidasi fenilamina sering ditemukan berwarna kekuningan. Fenilamina sedikit larut di dalam air, sedangkan amina primer yang lebih rendah larut dalam air. 
  • Sifat Fisika  
 - Amina berbobot moekul rendah berupa gas atau cair pada suhu kamar 
 - Amina dengan jumlah atom di bawah enam biasanya larut dalam air 
 - Tak berwarna, berbau amoniak, berbau ikan 
 - Amina yang lebih tinggi berbentuk cair/padat
  • Sifat Kimia
 - Pada senyawa dengan rantai pendek, merupakan senyawa polar yang mudah larut dalam air.
 - Memiliki titik didih dan titik leleh yang dengan seiring bertambah cenderung bertambah panjangnya           rantai karbon 
 - Semua amina bersifat sebagai basa lemah dan larutan amina dalam air bersifat basa


Amina terdapat empat jenis berdasarkan kelompok alkil dan hidrogen terikat dengan atom nitrogen dari amina.

R-NH2         Amina Primer
R-NH-R '    Amina Sekunder
R-N (R) -R' Amina Tersier
N (R) 4 +    Amina Kuarter.
Semua amina dasar di alam dan bereaksi dengan air untuk membentuk larutan yang memiliki rasa pahit dan terasa licin. Karena sifat dasar larutan dan ternyata lakmus biru dan bereaksi dengan asam membentuk garam. Namun ikatan Senyawa Karbon -Oxygen dengan atom nitrogen disebut sebagai amida.
Ada banyak kelompok fungsional lainnya juga dengan atom nitrogen; seperti nitro (-NO2), Cyano (-CN), isocyano (-NC), nitrit (-ONO), imin, imida, azida, cyanat dan kelompok azo dalam senyawa azo.

Beberapa kelompok fungsional umum dengan struktur dan nama sebagai berikut;


Kelas KimiaGrupRumusRumus StrukturContoh senyawa
AmideCarboxamideRCONR2CarboxamideAcetamide
Acetamide (Ethanamide)
AminesPrimary amineRNH2Primary AmineMethylamine
Methylamine (Methanamine)
Secondary amineR2NHSecondary AmineDimethylamine
Dimethylamine
Tertiary amineR3NTertiary AmineTrimethylamine
Trimethylamine
Quaternary ammonium ionR4N+Quarternary AmmoniumCholine
Choline
IminePrimary ketimineRC(=NH)R'Primary ketimine
Secondary ketimineRC(=NR)R'Secondary Ketimine
Primary aldimineRC(=NH)HPrimary Aldamine
Secondary aldimineRC(=NR')HSecondary Aldimine
ImideImide(RCO)2NR'Imide
AzideAzideRN3AzidePhenyl Azide
Phenyl azide (Azidobenzene)
Azo compoundAzo (Diimide)RN2R'DiimideMethyl orange
Methyl orange (p-dimethylamino-azobenzenesulfonic acid)
CyanatsCyanateROCNCyanateMethyl cyanate
Methyl cyanate
IsocyanateRNCOIsocyanateMethyl isocyanate
Methyl isocyanate
NitrateNitrateRONO2NitrateAmyl nitrate
Amyl nitrate (1-nitrooxypentane)
NitrileNitrileRCNNitrileBenzonitrile
Benzonitrile (Phenyl cyanide)
IsonitrileRNCIsonitrileMethyl isocyanide
Methyl isocyanide
NitriteNitrosooxyRONONitrosooxyIsoamyl Nitrite
Isoamyl nitrite (3-methyl-1-nitrosooxybutane)
Nitro compoundNitroRNO2Nitro CompoundNitromethane
Nitrometana
Nitroso compoundNitrosoRNONitrosoNitrosobenzene
Nitrosobenzena
Pyridine derivativePyridilRC5H4NPyridylNicotine
Nikotin

2. Reaksi Amina dengan Asam Nitrit
  • Amina alifatik primer dengan HNO2 menghasilkanalkohol disertai pembebasan gas Nmenurut persamaan reaksi di bawah ini :
CH3-CH-NH 2+ HNO2→ CH3-CH-OH + N2+ H2O

CH
2CH3
Isopropilamina (amina 1°) isopropil alkohol (alkohol 2°).

  • Amina alifatik/aromatik sekunder dengan HNOmenghasilkan senyawa N-nitrosoamina yang mengandung unsur N-N=O
Contoh :
HN=O
N + HNO
2→ N + H2O
CH
3 CH3
N-metilanilina N-metilnitrosoanilina
  • Amina alifatik/aromatik dengan HNO2 memberikan hasil reaksi yang ditentukkan oleh jenus amina tersier yang digunakan. Pada amina alifatik/aromatik tersier reaksinya dengan HNO2 mengakibatkan terjadinya sustitusi cincin aromatik oleh gugus –NO seperti contoh dibawah ini :
CH3CH2
N + HNO
2 → N + H2O

CH 
3CH3
N,N-dietilanilina p-nitroso –N,N- dimetilanilina.

  • Amina aromatik primer jika direaksikan dengan HNO2 pada suhu 0°C menghasilkan garam diazonium
Contoh: :
NH
2+HNO2+HCl N= : Cl + 2H2O
Anilina benzenadiaazonium klorida.

·         Reaksi Amina dengan Asam

Contoh :
(CH
3CH2) 2NH + HCl (CH3CH2)2NH+Cl-
Dietilamonium klorida

3. Fungsi Amina
Amina Sebagai Anti Iritasi Pada Shampo
Turunan amina rantai panjang yaitu Stearil Dimetil Amin Oksida telah dilaporkan digunakan sebagai anti iritasi pada shampo yang menggunakan bahan dasar natrium lauril sulfat dan zink pyridinethion.Stearil dimetil amin oksida juga telah dilaporkan bertindak sebagai anti iritasi terhadap shampo yang menggunakan garam lauril sulfat lain beserta turunannya seperti kalium lauril sulfat atau natrium lauril eter sulfat dan juga garam alkil sulfat lainnya seperti gliseril alkil sulfat dan alkil aril sulfat.
Amina Sebagai Pelumas
Pelumas digunakan pada kendaraan untuk memperkecil gesekan antara bagian yang bergerak pada mesin mobil seperti keramik dan logam. Aditif yang digunakan pada umumnya adalah zink dialkil ditiofosfat (ZDDP) namun senyawa tersebut bmemberikan kontribusi besar terhadap emisi partikulat sulfur dan fosfor ke udara serta menjadi racun katalis pada catalytic converter sehingga perlu ditemukan penggantinya.Sebagai pengganti telah dilaporkan turunan senyawa oleilamina dan stearilamina yang direaksikan dengan asam sitrat dan asam suksinat telah menunjukkan sifat pelumas yang baik.
Amina sebagai Obat Parasit Leishmania
Formulasi lemak sebagai obat anti Leishmania telah dilaporkan sebagai terapi yang efektif serta mengurangi efek racun dalam tubuh. Dalam hal ini, Liposom yang  dicampurkan dengan phosphatidylcoline (PC) dan stearilamina (SA) telah terbukti memiliki aktivitas anti protozoa secara in vitro terhadap parasit Trypanosoma cruzi,Trypanosoma Brucei Gambiense dan secara in vivo terhadap parasit Toxoplasma Gandii dan L Donovani.

Amina Sebagai Pelembut Pakaian
Turunan amina rantai panjang dalam hal ini garam kuraterner ammonium yang mengandung setidaknya satu gugus amina rantai panjang bersifat larut dalam air dan aktif secara biologis. Penambahan gugus amina rantai panjang membuatnya sulit larut dalam air namun tetap dapat didispersikan dalam air. Penggunaan senyawa tersebut paling umum pada industri pelembut pakaian dimana garam tersebut melekat pada permukaan pakaian dan memberi kesan lembuta terhadap tangan.

B. IMINE
       Imina adalah gugus fungsi turunan amina. Sebuah kelas senyawa yang merupakan produk dari reaksi kondensasi aldehida atau keton dengan amonia atau amina, mereka memiliki radikal NH terikat pada atom karbon dengan ikatan ganda, R_HC_NH, contoh adalah benzaldimine. Pada reaksi Mannich, amonia atau    amina  primer atau sekunder digunakan untuk aktivasi formaldehida.
Imina disebut juga Schiff-bases, merupakan molekul yang berguna baik secara biologi dan sintesis. Secara fisiologi, imina merupakan senyawa esensial dari berbagai system, seperti penglihatan dan beberapa reaksi enzimatis. Sintesis imina merupakan reaksi penting antara atom nitrogen nukleofilik dari amina primer dan karbonil elektrofilik dari aldehid atau keton. Melalui serangan kondensasi menghasilkan elektrofilik imina pada reaksi tersebut, kelompok ester meningkatkan sifat elektrofilik pada imina (Bennett, 2006). Amina primer bereaksi dengan aldehid atau keton untuk menghasilkan imina disebut juga reaksi Schiff-base. Atom nitrogen nukleofilik dari amina primer bereaksi dengan atom karbon elektrofilik dari golongan karbonil dengan seiring pergerakan electron π ke atom.
Penambahan nukleofilik diikuti dengan reaksi asam basa untuk membentuk hemiaminal. Jika OH dari hemiaminal terprotonasi, molekul air dapat terdisosiasi. Kelompok kationik ini lebih mudah terdeprotonasi, membentuk produk ini disebut imina, disebut juga Schiff-base. Reaksi sintesis imina adalah sebagai berikut (Sorrell, 1999). Aniline merupakan anggota dari amina yang gugus aminonya terikat secara langsung dengan cincin benzene. Rumus kimia aniline yakni C₆H₅NH₂. Aniline merupakan cairan berminyak yang tidak berwarna, lebih ringan dari air, mendidih pada 184⁰C, meleleh pada - 6⁰C, sedikit larut dalam air. Secara komersial, aniline dihasilkan dari reduksi nitrobenzene oleh beberapa agen pereduksi seperti besi dan HCl, diikuti dengan distilasi uap produk (Rappoport, 2007). Aldehida aromatic mempunyai gugus formil atau gugus aldehida (-CHO) dalam struktur kimianya. Radikal formil dalam senyawa aromatic dapat terikat pada inti benzene, tetapi ada yang terikat pada rantai cabang. Benzaldehida merupakan contoh aldehida aromatic yang gugusan formilnya langsung terikat pada inti benzene. Benzaldehida merupakan aldehida aromatic yang paling sederhana dan terkandung dalam biji-bijian badam. Benzaldehida mempunyai rumus molekul C6H5COH (Sumardjo, 2008). Benzalanilin disintesis dari kondensasi aniline dengan benzaldehida dalam rasio equimolar. Struktur dari benzalanilin adalah sebagai berikut (Neeraj, 2006). Belzanilin memiliki rumus kimia C13H11N dan berat molekul 181,237 g/mol. Sementara itu, bentuknya kristal berwarna kuning dengan titik leleh yakni antara 52-54 ⁰C. sifatnya tidak dapat tercampur sempurna dalam air, namun dapat larut dalam alcohol, klorofom, karbon disulfide (MSDS, 2005). 


Permasalahan :
  1. Mengapa  Amine sekunder dan Amine tersier mengalami penguapan lebih rendah dibandingkan dengan Amine primer? apa yang menyebabkan hal itu dapat terjadi?
  2. Apa yang akan terjadi apabila gugus OH dari Hemiaminal tidak dapat terprotonasi?

Comments

  1. Saya akan mencoba menjawab permasalahan ke 1
    Semua amina merupakan senyawa polar, dan antar molekul amina primer/ sekunder terdapat ikatan hidrogen. Karena perbedaan keelektronegatifan antara atom N dan H relatif kecil maka ikatan hidrogen antar molekul amina tidak sekuat molekul-molekul yang mengandung gugus –OH, seperti misalnya alkohol. Adanya perbedaan kekuatan antara ikatan hidrogen dalam molekul-molekul amina maupun alkohol nampak pengaruhnya terhadap titik didih kedua golongan senyawa tersebut. kelarutan amina dalam air menurun seiring dengan meningkatnya berat molekul. Dengan molekul air, semua amina dapat membentuk ikatan hidrogen.

    ReplyDelete
  2. Saya akan memjawab permasalahan kedua
    Serangan nukleofilik oleh air pada karbon karbonil menyebabkan senyawa intermediet tetrahedral I, yang berada dalam kesetimbangan dengan bentuk bukan protonnya, intermediet tetrahedral II. Reprotonasi dapat terjadi baik pada oksigen untuk reformasi intermediet tetrahedral I atau pada nitrogen untuk membentuk intermediet tetrahedral III. Protonasi pada nitrogen disukai karena kelompok NH2 tersebut merupakan basa yang lebih kuat daripada kelompok OH. Dari dua kemungkinan gugus pergi pada kelompok intermediet tetrahedral III (-OH dan NH3),

    ReplyDelete
  3. Baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 1 dimna kita ketahui dulu Amina adalah turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen pada nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril. Karena itu amina memiliki sifat mirip dengan ammonia seperti alkohol dan eter terhadap air.
    Seperti alkohol,amina bisa diklasifikasikan sebagai primer, sekunder dan tersier. Meski demikian dasar dari pengkategoriannya berbeda dari alkohol. Alkohol diklasifikasikan dengan jumlah gugus non hidrogen yang terikat pada kaebon yang mengandung hidroksil., namun amina diklasifikasikan dengan jumlah gugus nonhidrogen yang terikat langsung pada atom nitrogen.

    ReplyDelete
  4. Hey gey👋 Saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 1.
    Semua amina merupakan senyawa polar, dan antar molekul amina primer/ sekunder terdapat ikatan hidrogen. Karena perbedaan keelektronegatifan antara atom N dan H relatif kecil maka ikatan hidrogen antar molekul amina tidak sekuat molekul-molekul yang mengandung gugus –OH, seperti misalnya alkohol. dimna kita ketahui dulu Amina adalah turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen pada nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril. Karena itu amina memiliki sifat mirip dengan ammonia seperti alkohol dan eter terhadap air.

    ReplyDelete
  5. Berdasarkan konsep bilangan oksidasi, apakah reaksi SO2 dan O2 merupakan reaksi redoks? Untuk mengetahui suatu reaksi tergolong reaksi redoks atau bukan menurut konsep perubahan bilangan oksidasi maka perlu diketahui biloks dari setiap atom, baik dalam pereaksi maupun hasil reaksi. Biloks dari SO2, O2, dan SO3 adalah 0 (aturan d). Biloks O dalam SO2 dan SO3 = –2 (aturan c.3) maka biloks S dalam SO2 = +4 dan biloks S dalam SO3 = +6. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa:

    a) atom S mengalami kenaikan biloks dari +4 menjadi +6, peristiwa ini disebut oksidasi;
    b) atom O mengalami penurunan biloks dari 0 menjadi –2, peristiwa ini disebut reduksi. Dengan demikian, reaksi tersebut adalah reaksi redoks. Manakah reduktor dan oksidator pada reaksi di atas? Oleh karena molekul O2 menyebabkan molekul SO2 teroksidasi maka molekul O2 adalah oksidator. Molekul O2 sendiri mengalami reduksi akibat molekul SO2 sehingga SO2 disebut reduktor.

    ReplyDelete
  6. Saya akan mencoba menjawab permasalahan Anda yg ke-2:
    Serangan nukleofilik oleh air pada karbon karbonil menyebabkan senyawa intermediet tetrahedral I, yang berada dalam kesetimbangan dengan bentuk bukan protonnya, intermediet tetrahedral II. Reprotonasi dapat terjadi baik pada oksigen untuk reformasi intermediet tetrahedral I atau pada nitrogen untuk membentuk intermediet tetrahedral III. Protonasi pada nitrogen disukai karena kelompok NH2 tersebut merupakan basa yang lebih kuat daripada kelompok OH.

    ReplyDelete
  7. Berdasarkan konsep bilangan oksidasi, apakah reaksi SO2 dan O2 merupakan reaksi redoks? Untuk mengetahui suatu reaksi tergolong reaksi redoks atau bukan menurut konsep perubahan bilangan oksidasi maka perlu diketahui biloks dari setiap atom, baik dalam pereaksi maupun hasil reaksi. Biloks dari SO2, O2, dan SO3 adalah 0 (aturan d). Biloks O dalam SO2 dan SO3 = –2 (aturan c.3) maka biloks S dalam SO2 = +4 dan biloks S dalam SO3 = +6.

    ReplyDelete
  8. saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 1 dimna kita ketahui dulu Amina adalah turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen pada nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril. Karena itu amina memiliki sifat mirip dengan ammonia seperti alkohol dan eter terhadap air.
    Seperti alkohol,amina bisa diklasifikasikan sebagai primer, sekunder dan tersier. Meski demikian dasar dari pengkategoriannya berbeda dari alkohol

    ReplyDelete
  9. Saya akan memjawab permasalahan kedua
    Serangan nukleofilik oleh air pada karbon karbonil menyebabkan senyawa intermediet tetrahedral I, yang berada dalam kesetimbangan dengan bentuk bukan protonnya, intermediet tetrahedral II. Reprotonasi dapat terjadi baik pada oksigen untuk reformasi intermediet tetrahedral I atau pada nitrogen untuk membentuk intermediet tetrahedral III. Protonasi pada nitrogen disukai karena kelompok NH2 tersebut merupakan basa yang lebih kuat daripada kelompok OH. Dari dua kemungkinan gugus pergi pada kelompok intermediet tetrahedral III (-OH dan NH3),

    ReplyDelete
  10. Saya akan mencoba menjawab permasalahan ke 1
    Semua amina merupakan senyawa polar, dan antar molekul amina primer/ sekunder terdapat ikatan hidrogen. Karena perbedaan keelektronegatifan antara atom N dan H relatif kecil maka ikatan hidrogen antar molekul amina tidak sekuat molekul-molekul yang mengandung gugus –OH, seperti misalnya alkohol. Adanya perbedaan kekuatan antara ikatan hidrogen dalam molekul-molekul amina maupun alkohol nampak pengaruhnya terhadap titik didih kedua golongan senyawa tersebut. kelarutan amina dalam air menurun seiring dengan meningkatnya berat molekul. Dengan molekul air, semua amina dapat membentuk ikatan hidrogen.

    ReplyDelete
  11. Nomor 2
    Serangan nukleofilik oleh air pada karbon karbonil menyebabkan senyawa intermediet tetrahedral I, yang berada dalam kesetimbangan dengan bentuk bukan protonnya, intermediet tetrahedral II. Reprotonasi dapat terjadi baik pada oksigen untuk reformasi intermediet tetrahedral I atau pada nitrogen untuk membentuk intermediet tetrahedral III. Protonasi pada nitrogen disukai karena kelompok NH2 tersebut merupakan basa yang lebih kuat daripada kelompok OH. Dari dua kemungkinan gugus pergi pada kelompok intermediet tetrahedral III (-OH dan NH3).

    ReplyDelete
  12. No 1 Semua amina merupakan senyawa polar, dan antar molekul amina primer/ sekunder terdapat ikatan hidrogen. Karena perbedaan keelektronegatifan antara atom N dan H relatif kecil maka ikatan hidrogen antar molekul amina tidak sekuat molekul-molekul yang mengandung gugus –OH, seperti misalnya alkohol. dimna kita ketahui dulu Amina adalah turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen pada nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril. Karena itu amina memiliki sifat mirip dengan ammonia seperti alkohol dan eter terhadap air

    ReplyDelete
  13. Saya akan memjawab permasalahan kedua
    Serangan nukleofilik oleh air pada karbon karbonil menyebabkan senyawa intermediet tetrahedral I, yang berada dalam kesetimbangan dengan bentuk bukan protonnya, intermediet tetrahedral II. Reprotonasi dapat terjadi baik pada oksigen untuk reformasi intermediet tetrahedral I atau pada nitrogen untuk membentuk intermediet tetrahedral III. Protonasi pada nitrogen disukai karena kelompok NH2 tersebut merupakan basa yang lebih kuat daripada kelompok OH. Dari dua kemungkinan gugus pergi pada kelompok intermediet tetrahedral III (-OH dan NH3).

    ReplyDelete

  14. Amina primer dengan berat molekul rendah berupa gas atau cairan yang mudah menguap. Pada umumnya mempunyai bau seperti amonia. Amina sekunder dan tersier berbau seperti ikan (amis), tetapi penguapannya lebih rendah daripada amina primer.

    Fenilamina murni berupa minyak tak berwarna, tetapi akibat oksidasi fenilamina sering ditemukan berwarna kekuningan. Fenilamina sedikit larut di dalam air, sedangkan amina primer yang lebih rendah larut dalam air.

    Sifat Fisika

    - Amina berbobot moekul rendah berupa gas atau cair pada suhu kamar
    - Amina dengan jumlah atom di bawah enam biasanya larut dalam air
    - Tak berwarna, berbau amoniak, berbau ikan
    - Amina yang lebih tinggi berbentuk cair/padat

    Sifat Kimia

    - Pada senyawa dengan rantai pendek, merupakan senyawa polar yang mudah larut dalam air.
    - Memiliki titik didih dan titik leleh yang dengan seiring bertambah cenderung bertambah panjangnya rantai karbon
    - Semua amina bersifat sebagai basa lemah dan larutan amina dalam air bersifat basa


    Amina terdapat empat jenis berdasarkan kelompok alkil dan hidrogen terikat dengan atom nitrogen dari amina.

    R-NH2 Amina Primer
    R-NH-R ' Amina Sekunder
    R-N (R) -R' Amina Tersier
    N (R) 4 + Amina Kuarter.
    Semua amina dasar di alam dan bereaksi dengan air untuk membentuk larutan yang memiliki rasa pahit dan terasa licin. Karena sifat dasar larutan dan ternyata lakmus biru dan bereaksi dengan asam membentuk garam. Namun ikatan Senyawa Karbon -Oxygen dengan atom nitrogen disebut sebagai amida.
    Ada banyak kelompok fungsional lainnya juga dengan atom nitrogen; seperti nitro (-NO2), Cyano (-CN), isocyano (-NC), nitrit (-ONO), imin, imida, azida, cyanat dan kelompok azo dalam senyawa azo.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

SINTESIS SENYAWA OBAT YANG MEMILIKI PUSAT KIRAL

REAKSI ALKILASI PADA SENYAWA KARBONIL

GUGUS PROTEKSI (PELINDUNG)