REAKSI ALKILASI PADA SENYAWA KARBONIL
A.
PENGERTIAN ALKILASI
Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul
yang lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis asam
kuat seperti H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi secara umum
adalah sebagai berikut: RH + CH2=CR’R’’ panah R -CH2-CHR’R”.
·
Benzena bereaksi dengan haloalkana (ex = C2H5Br)
·
Menggunakan katalis AlCl3, inilah yang membedakannya
dengan reaksi halogenasi
·
Menghasilkan halobenzena dan asam kuat
Berikut
contoh reaksi alkilasi:
1. Reaksi Alkilasi
Reaksi alkilasi dengan katalis asam dimulai dengan pembentukan ion karbonium (C+4H9 ) dengan mentransfer proton (H+) dari katalis asam ke molekul umpan olefin, dan kemudian ion karbonium tersebut berkombinasi dengan molekul jumpan isobutana untuk menghasilkan kation tertier butil (iso C+ 8H9). Reaksi antara kation tertier butil tersebut dengan umpan butilena-1 dan butilena-2akan membentuk masing-masing ion karbonium oktil (iso C+8H17) dengan dua cabang (dimetil) dan tiga cabang (trimetil) yang selanjutnya akan bereaksi dengan molekul umpan isobutana untuk menghasilkan produk alkilat isooktana yaitu masing-masing bercabang dua dan tiga metal.- Gugus alkil : -CnH2n+1;
misal : -CH3, -C2H5
- Gugus Aril
:
Cara
masuknya Gugus Alkil ada 6 macam, tergantung pada Ikatannya :
· Bila
senyawa aromatik mengalami alkilasi pada inti maka karbon dari alkil akan
terikat pada atom karbon dari senyawa aromatik.
·
Demikian juga untuk senyawa alifatik.
- Alkil terikat pada atom C,
reaksi ini disebut alkilasi FiedelCraft.
Contoh : (CH 3 )3C-CH 2-CH(CH 3 )2
(isooktana)
- Substitusi atom H yang terikat pada atom
N Alkil terikat pada N bervalensi 3.
Contoh : C 6 H 5-N-(CH 3 )2
· Adisi
alkil halida atau ester pada senyawa N tersier Ikatan alkil pada N valensi 3
yang berubah menjadi valensi 5.
2. Alkilasi Friedel-CraftsB.
Alkilasi Friedel-Crafts melibatkan alkilasi dari cincin aromatik dan alkil halida menggunakan katalis asam Lewis. Dengan menggunakan feri klorida sebagai katalis, gugus alkil melekat pada posisi ion klorida sebelumnya.
- Teori alkalisasi panas dengan
CO2 (Berthelot)
- Teori karbida panas dengan air (Mendeleyef).
Alkilasi didefinikan sebagai proses memasukkan gugus alkil atau aril ke
dalam suatu senyawa.
Reaksi ini memiliki beberapa kerugian, di antaranya adalah produk reaksi ini lebih nukleofilik dari reaktan reaksi dikarenakan pendonor elektron rantai alkil. Oleh karena ini, hidrogen yang lainnya tersubstitusikan oleh rantai alkil lainnya, menghasilkan molekul yang kelebihan gugus alkil. Jika atom klorin tidak berada dalam karbon tersier, reaksi penataan-ulang akan terjadi. Ini dikarenakan stabilitas karbokation tersier yang lebih stabil dari karbokation sekunder maupun primer.
Rintangan sterik dapat digunakan untuk membatasi banyaknya alkilasi yang terjadi seperti pada t-butilasi 1,4-dimetoksibenzena.
Alkilasi tidak hanya terbatas pada alkil halida: reaksi Friedel-Crafts dapat terjadi pada seluruh zat antara karbokation seperti zat antara dari reaksi alkena dengan asam protik ataupun asam Lewis. Dalam satu kajian, elektrofilnya adalah ion bromonium yang diturunkan dari alkena dan NBS:
Penggunaan Proses Alkilasi di Industri :
Reaksi ini memiliki beberapa kerugian, di antaranya adalah produk reaksi ini lebih nukleofilik dari reaktan reaksi dikarenakan pendonor elektron rantai alkil. Oleh karena ini, hidrogen yang lainnya tersubstitusikan oleh rantai alkil lainnya, menghasilkan molekul yang kelebihan gugus alkil. Jika atom klorin tidak berada dalam karbon tersier, reaksi penataan-ulang akan terjadi. Ini dikarenakan stabilitas karbokation tersier yang lebih stabil dari karbokation sekunder maupun primer.
Rintangan sterik dapat digunakan untuk membatasi banyaknya alkilasi yang terjadi seperti pada t-butilasi 1,4-dimetoksibenzena.
Alkilasi tidak hanya terbatas pada alkil halida: reaksi Friedel-Crafts dapat terjadi pada seluruh zat antara karbokation seperti zat antara dari reaksi alkena dengan asam protik ataupun asam Lewis. Dalam satu kajian, elektrofilnya adalah ion bromonium yang diturunkan dari alkena dan NBS:
Penggunaan Proses Alkilasi di Industri :
1. Industri Minyak Bumi Untuk membuat bahan bakar sintesis. Yaitu dalam
CH3 pembuatan senyawa bercabang untuk meningkatkan kualitas bahan bakar. Bahan
bakar motor yang mempunyai angka oktan tinggi adalah yang bercabang.
2. Industri Zat Warna misalnya membuatan anilin menjadi Dimetil
anilin
3. Industri Obat-obatan
·
Substitusi atom H pada senyawa karbon
·
Substitusi atom H pada gugus karboksil pada alkohol
atau fenol
Contoh : C12 H25-SH, C 2 H 5-SiCl 3
a. Mekanisme Reaksi Alkilasi
Dengan isomerisasi umpan butilena-1 menjadi butilena-2
yang kemudian berkombinasi dengan umpan isobutana, maka produk alkilasi akan menghasilkan
isooktana bercabang tiga metil, berangka oktana lebih tinggi. Salah satu
reaksi penting dalam proses alkilasi propilena adalah terbentuknya isobutilena dari hasil
kombinasi kedua molekul umpan propilena dan isobutana, dan berkombinasinya
molekul isobutilena tersebut dengan umpan isobutana akan menghasilkan produk
isooktana bercabang tiga metil yang berangka oktana -RON -100. Isobutilena tersebut terbentuk dengan timbulnya transfer hidrogen dari
isobutana ke propilena. Reaksi alkilasi adalah eksotermis dengan pelepasan
panas reaksi sekitar 124.000– 140.000BTU per barel isobutana
bereaksi.
b. Alkilasi Asam Sulfat
Pada proses alkilasi asam sulfat, komponen gasoline dengan angka oktan tinggi dibuat melalui reaksi isobutana dengan olefin. Butilena merupakan senyawa yang paling umum dipakai, karena produk yang dihasilkan mempunyai kualitas tinggi dan dapat diperoleh hanya dengan sedikit asam sulfat dibandingkan dengan olefin lainnya, jika diproses pada kondisi operasi yang sama.
b. Alkilasi Asam Sulfat
Pada proses alkilasi asam sulfat, komponen gasoline dengan angka oktan tinggi dibuat melalui reaksi isobutana dengan olefin. Butilena merupakan senyawa yang paling umum dipakai, karena produk yang dihasilkan mempunyai kualitas tinggi dan dapat diperoleh hanya dengan sedikit asam sulfat dibandingkan dengan olefin lainnya, jika diproses pada kondisi operasi yang sama.
Didalam industri minyak bumi, umpan isobutana dan
butilena sebagian besar berasal dari hasil perengkahan berkatalis. Isobutana
sebagian kecil juga terdapat dalam minyak mentah bersama-sama dengan normal
butane. Reaksi yang terjadi pada alkilasi dengan asam sulfat sebagai katalis
adalah: Umpan Butana-butilena (BB) yang berasal dari berbagai operasi perengkahan
adalah suatu campuran isobutilena, butilena-1, butilena-2, isobutana dan
normal butane dengan sedikit butadiene. Semua olefin-olefin ini termasuk kedalam reaksi
yang akan menghasilkan alkilat. Alkilat tersebut esensinya merupakan campuran
2,2,4 trimetil pentane : 2,2,3 trimetil pentane dan 2,3,4 trimetil pentane.
Secara garis besar unit alkilasi itu terdiri menjadi
3 bagian yaitu:
o Bagian Reaktor dan Treating
o Bagian Pendingin
o Bagian Fraksionasi
Umpan masuk reactor adalah isobutana yang konsentrasinya tinggi dengan
kemurnian 85-90 % (berat), stok olefin yang biasanya campuran BB dari berbagai
hasil operasi perengkahan dan reforming. Kedua jenias umpan tersebut bila
diperlukan dipanaskan dengan larutan soda untuk memisahkan H2S dan merkaptan
yang terdapat didalam umpan. Kadar soda dalam larutan dicuci. Pencucian soda
(sodasetter) dijaga 5-6̊ Be atau 2 % NaOH. Untuk menekan terjadinya reaksi
samping \, terutama polimerisasi, maka dipakai umpan isobutana dalam jumlah
yang besar,sekitar 4-5 kali jumlah olefin.
Didalam reactor terjadi daur-ulang antara isobutana danasam sulfat jenuh
dengan isobutana yang akan menaikkan nisbah isobutana/olefin didalam reactor
menjadi 400-500. Jika menggunakan asam sulfat sebagai katalis, maka reaksi harus terjadi pada
suhu rendah untuk menekan terjadinya reaksi berkelanjutan atau polimerisasi. Suhu reactor biasanya dijaga sekitar 7C atau
45F, dimana suhu operasi beragam antara 0-20C atau 32-68F. Operasi pada suhu
dibawah 0 derajat tidak menarik karena dapat menaikkan viskositas emulsi
campuran asam/hidrokarbon dan memberi kemungkinan terjadinya pembekuan asam
sehingga menyulitkan dalam operasinya.
Sebaliknya suhu diatas 20C juga tidak menarik karena
sangat cenderung mempercepat reaksi polimerisasi yang akan menyebabkan kenaikan konsumsi asam dan menurunkan
yield alkilat. Tekanan operasi tidak begitu berpengaruh terhadap efisiensi
alkilasi.Tekanan system harus tinggi untuk menjaga hidrokarbon berada dalam
fasa cairandan perbedaan hidraulik cukup untuk mengatur fluida mengalir dalam
system reactor. Katalis asam sulfat dengan konsentrasi 98% (berat)
dimasukkan secara terus-menerus atau dengan secara injeksi asam dari belakang.
Nisbah asam danhidrokarbon didalam reactor adalah 1:1. Penambahan asam segar
didalam reactor dilakukan apabila konsentrasinya kurang dari 88% (berat).
Kualitas alkilat. Yoeldalkilat dan umur katalis asam merupakan fungsi daripada
komposisi umpan masuk dan kondisi operasi dalam reactor.
B. ALKILASI DALAM PROSES PENGILANGAN MINYAK BUMI
Dalam reaksi ini, samarium(III) triflat dipercaya mengaktfkan
pendonor NBS halogen pada formasi ion halonium. Pada proses yang umum dilakukan
di pengilangan minyak, isobutana di alkilasi menggunakan alkena alkena yang
memilik MR rendah (biasanya campuran dari propilena dan butilena) dan
menggunakan katalis yang bersifat asam kuat, antara asam sulfat (H2SO4) atau asam fluorida (HF). Pada
pengilangan minyak proses tersebut biasa disebut unit alkilasi asam sulfat
(SAAU) atau unitalkilasi fluorida (HFAU). Katalis tersebut memprotonasi alkena
(campuran propilena dan butilena)untuk memproduksi karbokation ang reaktif, yaitu
isobutana teralkilasi. Reaksi tersebut terjadi pada temperatur menengah (0 dan
300C) pada reaksi 2 fasa. Sangatlah penting untuk menjaga
kadar isobutan terhadap alkena tetap tinggi. Hal tersebut dilakukan untuk
mencegah reaksi samping yang menghasilkan produk dengan nilai oktan rendah.
Kedua fasa tersebut dipisahkan secara spontan,sehingga fasa asam tersebut
tercampur secara cepat dengan fasa hidrokarbon untuk menghasilkan
luas permukaan kontak yang cukup.Produk yang dihasilkan disebut zat turunan
alkil dan terkandung dalam campuran yang mengandung oktana yang tinggi, ikatan
cabang dari hidrokarbon jenis parafin ( kebanyakan isopentana dan
isooktana). Zat turunan alkil adalah perpaduan didalam bensin pada umumnya
karena zat ini memiliki sifat anti-knocking dan terbakar secara bersih.
Zat turunan alkil juga merupakan komponen utama didalam avgas (bahan bakar
pesawat). Bilangan oktan dari zat turunan alkil bergantung dari alkana
turunan yang digunakan dan pada kondisi operasi tertentu. Sebagai contoh,isooktana
yang diperoleh dari pencampuran butilena dengan isobutena akan memiliki
bilangan oktansebesar 100.
Pengilangan memeriksa apakah akan ada peningkatan yang siknifikan apabila pada pengilangan tersebut dipasang unit alkilasi. Hal ini disebabkan karena unit alkilasi sangatlah kompleks, dengan skala ekonomi. Produk alternatif dari pengilangan alkilasi dapat berupa LPG, pencampuran dari lajuC-4 secara langsung kedalam bensin dan bahan baku untuk pabrik zat kimia.Ketersediaan dari katalis yang cocok juga merupakan faktor pentinga untuk menentukanapakah perlu didirikan pabrik alkilasi. Jika asam sulfat yang digunakan, volume yang dignifikansangat diperlukan. Jalur masuk yang cocok dengan pabrik juga dibutuhkan untuk memasok asam yangmasih segar dan pembuangan asam yang telah dipakai. Jika pabrik asam sulfat dibangun untuk mendukung unit alkilasi, konstruksi harus memiliki dampak yang siknifikan terhadap persyaratan- persyaratan dasar untuk modal dan biaya operasi. Secara alternatif sangatlah mungkin untuk memasang proses WSA (Wet Sulfuric Acid) untuk meregenasi asam yang telah jenuh. Tidak ada pengeringan dari gas. Ini berarti tidak akan ada kehilangan asam, tidak ada material bersifat asamyang terbuang dan tidak ada panas yang hilang pada proses pemanasan kembali gas. Kondensasi yangselektif pada kondensor WSA menjamin asam yang teregenasi akan memiliki adar 98% w/w bahkandengan gas proses yang lembab. Sangatlah mungkin untuk menggabungkan regenerasi asam yangterpakai dengan pembuangan asam sulfat dengan menggunakan asam sulfat sebagai bahan bakar.Katalis kedua yang biasa digunakan dalam proses alkilasi ini adalah asam fluorida. Lajukonsumsi HF pada pabrik alkilasi jauh lebih rendah dibandingkan bila menggunakan asam sulfat.Pabrik yang menggunakan HF dapat memproses campuran bahan baku dengan rentang yang lebar dandicampur dengan propilena dan butilena. Pabrik dengan HF juga memproduksi zat turunan alkildengan nilai oktan yang lebih baik daripada pabrik dengan asam sulfat. Tetapi, karena sifat yang berbahaya dari material, HF digunakan pada lokasi tertentu dan transportasinya harus dilakukansecara ketat. Alkilasi dengan menggunakan HF memiliki 2 cara yaitu dengan cara phillips dan UOP.1. Proses Pembentukan Minyak BumiDewasa ini terdapat dua teori utama yang berkembang mengenai asal usul terjadinya minyak bumi, antara lain:
a. Teori Anorganik (Abiogenesis)
Pada umumnya minyak mentah hanya memiliki kandungan 10 sampai 40 persen unsur hidrokarbon, oleh karena itu pengilangan menggunakan proses FCC untuk mengkonversi hidrokarbon dengan MR yang tinggi menjadi hidrokarbon yang lebih rendah MR-nya dan menjadi zat yang mudah menguap, yang setelah itu dikonversi lagi menjadi cairan kembali. Proses alkilasi mengubah alkena dan molekul iso-parafin dengan MR rendah menjadi iso-parafin dengan MR yang lebih besar dan memiliki nilai oktan yang tinggi pula. Penggabungan antara perengkahan, polimerisasi, dan alkilasi akan memberikan hasil pada perolehan bensin hingga 70 persen dari minyak mentah awal. Proses yang lebih lanjut, seperti sklikisasi dari parafin dan dehidrogenasi dari naftena membentuk hidrokarbon aromatik di dalam pembaruan secara katalitik (catalytic reformer), juga telah dikembangkan untuk meningkatkan nilai oktan dari bensin. Pengilangan yang moderen dapat memproduksi banyak jenis bahan bakar dengan spesifik performa dengan satu jenis umpan mentah.Pada seluruh rentang proses pengilangan, alkilasi sangatlah penting karena dapat meningkatkan perolehan bensin dengan bilangan oktan tinggi. Tetapi, tidak semua pengilangan memiliki pabrik alkilasi.
Barthelot
(1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang
dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2
membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi
terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam
bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan
bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi
terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut
berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan
meteor dan di atmosfir beberapa planet lain. Secara umum dinyatakan seperti
dibawah ini:Berdasarkan teori anorganik, pembentukan minyak bumi didasarkan
pada proses kimia, yaitu: Reaksi yang terjadi:
Dengan kata lain bahwa didalam minyak bumi terdapat logam alkali dalam keadaan bebas dan bersuhu tinggi. Bila CO2 dari udara bersentuhan dengan alkali panas tadi maka akan terbentuk ocetylena. Ocetylena akan berubah menjadi benzena karena suhu tinggi. Kelemahan logam ini adalah logam alkali tidak terdapat bebas di kerak bumi.Asumsi yang dipakai adalah ada karbida besi di dalam kerak bumi yang kemudian bersentuhan dengan air membentuk hidrokarbon, kelemahannya tidak cukup banyak karbida di alam.
b. Teori Organik (Biogenesis)
P.G. Mackuire yang pertama kali mengemukakan pendapatnya bahwa minyak bumi berasal dari tumbuhan. Beberapa argumentasi telah dikemukakan untuk membuktikan bahwa minyak bumi berasal dari zat organik yaitu:
- Minyak bumi memiliki sifat dapat memutar bidang polarisasi,ini disebabkan oleh adanya kolesterol atau zat lemak yang terdapat dalam darah, sedangkan zat organik tidak terdapat dalam darah dan tidak dapat memutar bidang polarisasi.
- Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks yang terdiri dari hidrokarbon dengan unsur vanadium, nikel, dsb.
- Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H sangat mirip dengan zat organik, yang terdiri dari C, H dan O. Walaupun zat organik menggandung oksigen dan nitrogen cukup besar.- Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan merupakan bagian integral sedimentasi.
- Secara praktis lapisan minyak bumi terdapat dalam kambium sampai pleistosan.
- Minyak bumi mengandung klorofil seperti tumbuhan.
Proses pembentukan minyak bumi terdiri dari tiga tingkat, yaitu:
1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:
- pengumpulan zat organik dalam sedimen
- pengawetan zat organik dalam sedimen
- transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisan sedimen terperangkap.
3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen hingga berkumpil menjadi akumulasi komersial.
Permasalahan :
1. Pada penggunaan
asam sulfat sebagai Katalis apabila operasi suhunya dibawah 0°C dan diatas 20°C
maka tidak akan terjadi penarikan. Apa yg menyebabkan hal itu bisa terjadi?
2. Bagaimanakah
proses alkilasi dapat mengubah alkena dan molekul iso-parafin dengan MR
rendah, sehingga menjadi iso-parafin dengan MR yang lebih besar dan memiliki
nilai oktan yang tinggi ? Jelaskan!
3. Bagaimanakah Cara alkilasi Friedel-Crafts mampu
melibatkan Cincin aromatik dan Alkil Halida? tolong jelaskan dan sertakan
reaksinya!
Saya akan menjawab permasalaha ketiga
ReplyDeleteAlkilasi Friedel-Crafts melibatkan alkilasi dari cincin aromatik dan alkil halida menggunakan katalis asam Lewis. Dengan menggunakan feri klorida sebagai katalis, gugus alkil melekat pada posisi ion klorida sebelumnya.
Mechanism for the Friedel Crafts alkylation
Reaksi ini memiliki beberapa kerugian, di antaranya adalah produk reaksi ini lebih nukleofilik dari reaktan reaksi dikarenakan pendonor elektron rantai alkil. Oleh karena ini, hidrogen yang lainnya tersubstitusikan oleh rantai alkil lainnya, menghasilkan molekul yang kelebihan gugus alkil. Jika atom klorin tidak berada dalam karbon tersier, reaksi penataan-ulang akan terjadi. Ini dikarenakan stabilitas karbokation tersier yang lebih stabil dari karbokation sekunder maupun primer.
Baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan ke 3 yaitu Alkilasi Friedel-Crafts melibatkan alkilasi dari cincin aromatik dan alkil halida menggunakan katalis asam Lewis. Dengan menggunakan feri klorida sebagai katalis, gugus alkil melekat pada posisi ion klorida sebelumnya.
ReplyDeleteMechanism for the Friedel Crafts alkylation
Reaksi ini memiliki beberapa kerugian, di antaranya adalah produk reaksi ini lebih nukleofilik dari reaktan reaksi dikarenakan pendonor elektron rantai alkil.
Baiklah saya mencoba mnjawab permasalahn yg ke-1
ReplyDeletePada proses yang umum dilakukan di pengilangan minyak, isobutana di alkilasi menggunakanalkena alkena yang memilik MR rendah (biasanya campuran dari propilena dan butilena) danmenggunakan katalis yang bersifat asam kuat, antara asam sulfat (H2SO4) atau asam fluorida (HF).Pada pengilangan minyak proses tersebut biasa disebut unit alkilasi asam sulfat (SAAU) atau unitalkilasi fluorida (HFAU). Katalis tersebut memprotonasi alkena (campuran propilena dan butilena)untuk memproduksi karbokation ang reaktif, yaitu isobutana teralkilasi. Reaksi tersebut terjadi padatemperatur menengah (0 dan 300C) pada reaksi 2 fasa. Sangatlah penting untuk menjaga kadar isobutan terhadap alkena tetap tinggi. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah reaksi samping yang menghasilkan produk dengan nilai oktan rendah.Kedua fasa tersebut dipisahkan secara spontan,sehingga fasa asam tersebut tercampur secara cepat dengan fasa hidrokarbon untuk menghasilkan luas permukaan kontak yang cukup.Produk yang dihasilkan disebut zat turunan alkil dan terkandung dalam campuran yangmengandung oktana yang tinggi, ikatan cabang dari hidrokarbon jenis parafin ( kebanyakanisopentana dan isooktana).
Saya akan menjawab no 1 Pada proses yang umum dilakukan di pengilangan minyak, isobutana di alkilasi menggunakan alkena alkena yang memilik MR rendah (biasanya campuran dari propilena dan butilena) dan menggunakan katalis yang bersifat asam kuat, antara asam sulfat (H2SO4) atau asam fluorida (HF). Pada pengilangan minyak proses tersebut biasa disebut unit alkilasi asam sulfat (SAAU) atau unitalkilasi fluorida (HFAU). Katalis tersebut memprotonasi alkena (campuran propilena dan butilena)untuk memproduksi karbokation ang reaktif, yaitu isobutana teralkilasi. Reaksi tersebut terjadi pada temperatur menengah (0 dan 300C) pada reaksi 2 fasa. Sangatlah penting untuk menjaga kadar isobutan terhadap alkena tetap tinggi. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah reaksi samping yang menghasilkan produk dengan nilai oktan rendah. Kedua fasa tersebut dipisahkan secara spontan,sehingga fasa asam tersebut tercampur secara cepat dengan fasa hidrokarbon untuk menghasilkan luas permukaan kontak yang cukup.Produk yang dihasilkan disebut zat turunan alkil dan terkandung dalam campuran yang mengandung oktana yang tinggi, ikatan cabang dari hidrokarbon jenis parafin ( kebanyakan isopentana dan isooktana). Zat turunan alkil adalah perpaduan didalam bensin pada umumnya karena zat ini memiliki sifat anti-knocking dan terbakar secara bersih. Zat turunan alkil juga merupakan komponen utama didalam avgas (bahan bakar pesawat). Bilangan oktan dari zat turunan alkil bergantung dari alkana turunan yang digunakan dan pada kondisi operasi tertentu. Sebagai contoh,isooktana yang diperoleh dari pencampuran butilena dengan isobutena akan memiliki bilangan oktansebesar 100.
ReplyDeleteSaya akan mencoba menjawab permasalahan pertama.
ReplyDeleteSuhu reactor biasanya dijaga sekitar 7C atau 45F, dimana suhu operasi beragam antara 0-20C atau 32-68F. Operasi pada suhu dibawah 0 derajat tidak menarik karena dapat menaikkan viskositas emulsi campuran asam/hidrokarbon dan memberi kemungkinan terjadinya pembekuan asam sehingga menyulitkan dalam operasinya.
Sebaliknya suhu diatas 20C juga tidak menarik karena sangat cenderung mempercepat reaksi polimerisasi yang akan menyebabkan kenaikan konsumsi asam dan menurunkan yield alkilat.
Baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan ke 3 yaitu Alkilasi Friedel-Crafts melibatkan alkilasi dari cincin aromatik dan alkil halida menggunakan katalis asam Lewis. Dengan menggunakan feri klorida sebagai katalis, gugus alkil melekat pada posisi ion klorida sebelumnya.
ReplyDeleteMechanism for the Friedel Crafts alkylation
Reaksi ini memiliki beberapa kerugian, di antaranya adalah produk reaksi ini lebih nukleofilik dari reaktan reaksi dikarenakan pendonor elektron rantai alkil.
Saya akan menjawab no 1 Pada proses yang umum dilakukan di pengilangan minyak, isobutana di alkilasi menggunakan alkena alkena yang memilik MR rendah (biasanya campuran dari propilena dan butilena) dan menggunakan katalis yang bersifat asam kuat, antara asam sulfat (H2SO4) atau asam fluorida (HF). Pada pengilangan minyak proses tersebut biasa disebut unit alkilasi asam sulfat (SAAU) atau unitalkilasi fluorida (HFAU). Katalis tersebut memprotonasi alkena (campuran propilena dan butilena)untuk memproduksi karbokation ang reaktif, yaitu isobutana teralkilasi.
ReplyDeleteBaiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan ke 3 yaitu Alkilasi Friedel-Crafts melibatkan alkilasi dari cincin aromatik dan alkil halida menggunakan katalis asam Lewis. Dengan menggunakan feri klorida sebagai katalis, gugus alkil melekat pada posisi ion klorida sebelumnya.
ReplyDeleteMechanism for the Friedel Crafts alkylation
Reaksi ini memiliki beberapa kerugian, di antaranya adalah produk reaksi ini lebih nukleofilik dari reaktan reaksi dikarenakan pendonor elektron rantai alkil
Baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan ke 3 yaitu Alkilasi Friedel-Crafts melibatkan alkilasi dari cincin aromatik dan alkil halida menggunakan katalis asam Lewis. Dengan menggunakan feri klorida sebagai katalis, gugus alkil melekat pada posisi ion klorida sebelumnya.
ReplyDeleteMechanism for the Friedel Crafts alkylation
Reaksi ini memiliki beberapa kerugian, di antaranya adalah produk reaksi ini lebih nukleofilik dari reaktan reaksi dikarenakan pendonor elektron rantai alkil.
No 1 proses yang umum dilakukan di pengilangan minyak, isobutana di alkilasi menggunakan alkena alkena yang memilik MR rendah (biasanya campuran dari propilena dan butilena) dan menggunakan katalis yang bersifat asam kuat, antara asam sulfat (H2SO4) atau asam fluorida (HF). Pada pengilangan minyak proses tersebut biasa disebut unit alkilasi asam sulfat (SAAU) atau unitalkilasi fluorida (HFAU). Katalis tersebut memprotonasi alkena (campuran propilena dan butilena)untuk memproduksi karbokation ang reaktif, yaitu isobutana teralkilasi.
ReplyDelete